Tumbuhan Biji Tertutup: Pengertian Dan Klasifikasinya

by Jhon Lennon 54 views

Guys, pernahkah kalian memperhatikan berbagai jenis tumbuhan di sekitar kita? Ada pohon mangga yang buahnya manis, bunga mawar yang cantik, padi yang menjadi makanan pokok, dan masih banyak lagi. Nah, semua tumbuhan ini termasuk dalam kelompok tumbuhan biji tertutup. Apa sih sebenarnya tumbuhan biji tertutup itu? Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Apa Itu Tumbuhan Biji Tertutup?

Tumbuhan biji tertutup, atau yang lebih dikenal dengan nama Angiospermae, adalah kelompok tumbuhan yang bijinya berada di dalam bakal buah (ovarium). Bakal buah ini nantinya akan berkembang menjadi buah yang sering kita konsumsi. Jadi, bisa dibilang, biji pada tumbuhan ini terlindungi oleh lapisan buah. Itulah mengapa disebut sebagai tumbuhan biji tertutup. Tumbuhan biji tertutup ini sangat beragam dan mendominasi sebagian besar ekosistem di bumi. Mereka hadir dalam berbagai bentuk, ukuran, dan habitat, mulai dari pohon-pohon raksasa di hutan hujan hingga tumbuhan kecil yang tumbuh di padang rumput. Keberhasilan Angiospermae dalam mendominasi berbagai habitat ini disebabkan oleh adaptasi yang beragam dan kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Adaptasi ini mencakup berbagai mekanisme penyerbukan yang efektif, seperti penyerbukan oleh serangga, burung, atau angin, serta kemampuan untuk menghasilkan biji yang dapat tersebar dengan mudah melalui berbagai cara, seperti oleh hewan, air, atau angin. Selain itu, tumbuhan biji tertutup juga memiliki sistem vaskular yang efisien, yang memungkinkan mereka untuk mengangkut air dan nutrisi ke seluruh bagian tumbuhan dengan lebih efektif. Sistem vaskular ini terdiri dari xilem, yang mengangkut air dan mineral dari akar ke daun, dan floem, yang mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Dengan sistem vaskular yang efisien ini, tumbuhan biji tertutup dapat tumbuh dengan cepat dan mencapai ukuran yang besar. Tidak hanya itu, tumbuhan biji tertutup juga memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan yang ekstrem, seperti kekeringan, kebanjiran, atau suhu yang ekstrem. Beberapa spesies tumbuhan biji tertutup memiliki akar yang panjang dan dalam untuk mencari air di daerah kering, sementara spesies lainnya memiliki jaringan penyimpanan air yang besar di daun atau batangnya. Ada juga spesies tumbuhan biji tertutup yang memiliki mekanisme perlindungan terhadap suhu ekstrem, seperti daun yang dilapisi dengan lapisan lilin tebal atau kemampuan untuk menggugurkan daunnya selama musim dingin. Dengan berbagai adaptasi ini, tumbuhan biji tertutup telah berhasil menduduki berbagai relung ekologi di seluruh dunia dan menjadi komponen penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Ciri-Ciri Umum Tumbuhan Biji Tertutup

Untuk lebih mengenal tumbuhan biji tertutup, berikut adalah beberapa ciri-ciri umumnya:

  1. Biji terlindungi di dalam buah: Ini adalah ciri paling khas yang membedakan Angiospermae dari tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae). Biji yang terlindungi di dalam buah memberikan perlindungan ekstra terhadap lingkungan eksternal dan membantu dalam penyebaran biji.
  2. Memiliki bunga: Bunga adalah organ reproduksi utama pada tumbuhan biji tertutup. Bunga memiliki struktur yang kompleks dan beragam, yang memungkinkan terjadinya penyerbukan dan pembuahan. Bentuk, warna, dan aroma bunga sangat bervariasi, tergantung pada mekanisme penyerbukan yang digunakan oleh tumbuhan tersebut. Beberapa bunga menarik serangga dengan warna-warna cerah dan aroma yang harum, sementara bunga lainnya menghasilkan nektar sebagai imbalan bagi serangga yang membantu dalam penyerbukan. Selain itu, beberapa tumbuhan biji tertutup juga memiliki bunga yang tidak mencolok dan mengandalkan angin atau air untuk penyerbukan.
  3. Daun berbentuk pipih dengan susunan tulang daun yang bervariasi: Daun pada tumbuhan biji tertutup umumnya berbentuk pipih untuk memaksimalkan penyerapan cahaya matahari. Susunan tulang daun juga bervariasi, ada yang menyirip, menjari, atau sejajar, tergantung pada jenis tumbuhan dan lingkungannya. Susunan tulang daun ini mempengaruhi efisiensi pengangkutan air dan nutrisi dalam daun, serta kekuatan dan fleksibilitas daun. Daun dengan susunan tulang daun yang menyirip umumnya lebih kuat dan tahan terhadap angin, sementara daun dengan susunan tulang daun yang menjari lebih fleksibel dan mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi pencahayaan.
  4. Batang memiliki kambium (pada tumbuhan dikotil): Kambium adalah lapisan jaringan meristematik yang terletak di antara xilem dan floem. Kambium berperan dalam pertumbuhan sekunder, yaitu pertumbuhan yang menyebabkan batang menjadi lebih besar dan kuat. Kambium hanya ditemukan pada tumbuhan dikotil, sedangkan tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium dan tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder ini memungkinkan tumbuhan dikotil untuk mencapai ukuran yang besar dan umur yang panjang. Pohon-pohon raksasa di hutan hujan, seperti pohon jati atau pohon mahoni, adalah contoh tumbuhan dikotil yang mengalami pertumbuhan sekunder yang signifikan.
  5. Akar serabut atau tunggang: Sistem perakaran pada tumbuhan biji tertutup bervariasi, ada yang berupa akar serabut (pada tumbuhan monokotil) dan ada yang berupa akar tunggang (pada tumbuhan dikotil). Akar serabut terdiri dari banyak akar kecil yang memiliki ukuran yang hampir sama, sedangkan akar tunggang terdiri dari satu akar utama yang tumbuh lurus ke bawah dan beberapa akar lateral yang lebih kecil. Sistem perakaran ini mempengaruhi kemampuan tumbuhan untuk menyerap air dan nutrisi dari tanah, serta kemampuan untuk menahan diri dari terpaan angin atau erosi tanah. Tumbuhan dengan akar serabut umumnya lebih baik dalam menyerap air dan nutrisi dari permukaan tanah, sementara tumbuhan dengan akar tunggang lebih baik dalam menahan diri dari kekeringan dan erosi tanah.

Klasifikasi Tumbuhan Biji Tertutup

Angiospermae dibagi menjadi dua kelas utama, yaitu:

1. Dicotyledoneae (Tumbuhan Dikotil)

Tumbuhan dikotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Biji berkeping dua: Embrio dalam biji memiliki dua kotiledon atau daun lembaga. Kotiledon ini berfungsi sebagai penyimpan makanan bagi embrio selama perkecambahan. Ketika biji berkecambah, kotiledon akan muncul ke permukaan tanah dan berfungsi sebagai daun pertama yang melakukan fotosintesis. Setelah daun sejati terbentuk, kotiledon akan layu dan gugur.
  • Akar tunggang: Sistem perakaran berupa akar tunggang yang kuat dan dalam. Akar tunggang ini membantu tumbuhan untuk menyerap air dan nutrisi dari lapisan tanah yang lebih dalam, serta memberikan dukungan yang kuat terhadap batang dan tajuk tumbuhan. Beberapa tumbuhan dikotil juga memiliki akar lateral yang berkembang dengan baik, yang membantu dalam penyerapan air dan nutrisi dari permukaan tanah.
  • Batang berkambium: Memiliki kambium yang memungkinkan pertumbuhan sekunder. Kambium ini menghasilkan jaringan xilem dan floem baru, yang menyebabkan batang menjadi lebih besar dan kuat seiring waktu. Pertumbuhan sekunder ini juga menghasilkan lapisan kulit kayu yang melindungi batang dari kerusakan dan infeksi.
  • Daun dengan tulang daun menyirip atau menjari: Susunan tulang daun bervariasi, ada yang menyirip seperti pada daun mangga atau menjari seperti pada daun pepaya. Susunan tulang daun ini mempengaruhi efisiensi pengangkutan air dan nutrisi dalam daun, serta kekuatan dan fleksibilitas daun.
  • Jumlah mahkota bunga kelipatan 2, 4, atau 5: Jumlah kelopak, mahkota, benang sari, dan putik pada bunga umumnya merupakan kelipatan dari 2, 4, atau 5. Misalnya, bunga mawar memiliki lima kelopak, lima mahkota, dan banyak benang sari dan putik. Jumlah bagian bunga yang konsisten ini merupakan salah satu ciri khas tumbuhan dikotil.

Contoh tumbuhan dikotil: mangga, jambu, kacang tanah, cabai, tomat, mawar, melati, dan masih banyak lagi.

Contoh Tumbuhan Dikotil: Kacang Tanah

Mari kita ambil contoh kacang tanah (Arachis hypogaea) untuk lebih memahami ciri-ciri tumbuhan dikotil. Kacang tanah memiliki biji yang terdiri dari dua keping. Ketika biji kacang tanah berkecambah, kedua keping biji ini akan muncul ke permukaan tanah dan berfungsi sebagai daun pertama. Kacang tanah juga memiliki akar tunggang yang tumbuh lurus ke bawah, yang membantu tumbuhan untuk menyerap air dan nutrisi dari lapisan tanah yang lebih dalam. Batang kacang tanah memiliki kambium, sehingga dapat tumbuh menjadi lebih besar dan kuat seiring waktu. Daun kacang tanah memiliki tulang daun menyirip, yang memberikan kekuatan dan fleksibilitas pada daun. Bunga kacang tanah memiliki lima kelopak dan lima mahkota, yang merupakan ciri khas tumbuhan dikotil.

2. Monocotyledoneae (Tumbuhan Monokotil)

Tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Biji berkeping satu: Embrio dalam biji hanya memiliki satu kotiledon. Kotiledon ini berfungsi sebagai penyimpan makanan bagi embrio selama perkecambahan. Pada beberapa tumbuhan monokotil, kotiledon juga berfungsi sebagai organ penyerap nutrisi dari endosperma (jaringan penyimpan makanan di dalam biji) ke embrio.
  • Akar serabut: Sistem perakaran berupa akar serabut yang terdiri dari banyak akar kecil yang memiliki ukuran yang hampir sama. Akar serabut ini membantu tumbuhan untuk menyerap air dan nutrisi dari permukaan tanah dengan lebih efisien. Sistem perakaran serabut juga membantu dalam menahan erosi tanah.
  • Batang tidak berkambium: Tidak memiliki kambium, sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Akibatnya, batang tumbuhan monokotil tidak dapat tumbuh menjadi lebih besar dan kuat seperti tumbuhan dikotil. Batang tumbuhan monokotil biasanya memiliki berkas pembuluh yang tersebar di seluruh bagian batang.
  • Daun dengan tulang daun sejajar: Susunan tulang daun sejajar, seperti pada daun padi atau daun jagung. Susunan tulang daun ini memungkinkan pengangkutan air dan nutrisi yang efisien di sepanjang daun.
  • Jumlah mahkota bunga kelipatan 3: Jumlah kelopak, mahkota, benang sari, dan putik pada bunga umumnya merupakan kelipatan dari 3. Misalnya, bunga lili memiliki tiga kelopak, tiga mahkota, dan enam benang sari.

Contoh tumbuhan monokotil: padi, jagung, gandum, tebu, kelapa, pisang, anggrek, dan masih banyak lagi.

Contoh Tumbuhan Monokotil: Padi

Sebagai contoh tumbuhan monokotil, kita bisa melihat padi (Oryza sativa). Biji padi hanya memiliki satu keping. Sistem perakaran padi berupa akar serabut yang menyebar di permukaan tanah. Batang padi tidak memiliki kambium, sehingga tidak dapat tumbuh menjadi lebih besar. Daun padi memiliki tulang daun sejajar yang khas. Bunga padi memiliki struktur yang kompleks dan tersusun dalam malai. Bagian-bagian bunga padi, seperti lemma, palea, lodicule, benang sari, dan putik, memiliki jumlah yang merupakan kelipatan dari tiga.

Peranan Tumbuhan Biji Tertutup dalam Kehidupan

Tumbuhan biji tertutup memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan ekosistem. Beberapa peranan penting tersebut antara lain:

  • Sumber makanan: Banyak tumbuhan biji tertutup yang menjadi sumber makanan pokok bagi manusia, seperti padi, jagung, gandum, dan berbagai jenis buah-buahan dan sayuran.
  • Bahan baku industri: Tumbuhan biji tertutup juga menjadi bahan baku penting dalam berbagai industri, seperti industri tekstil (kapas), industri kertas (kayu), industri obat-obatan (tanaman herbal), dan industri kosmetik (bunga dan buah).
  • Penghasil oksigen: Tumbuhan biji tertutup menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis, yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan hewan.
  • Penyerap karbon dioksida: Tumbuhan biji tertutup menyerap karbon dioksida dari atmosfer melalui proses fotosintesis, yang membantu mengurangi efek rumah kaca dan perubahan iklim.
  • Pencegah erosi tanah: Sistem perakaran tumbuhan biji tertutup membantu menahan tanah dan mencegah erosi, terutama di daerah lereng dan tepi sungai.
  • Habitat bagi hewan: Tumbuhan biji tertutup menyediakan habitat bagi berbagai jenis hewan, mulai dari serangga hingga mamalia besar.
  • Keindahan alam: Keberagaman tumbuhan biji tertutup memberikan keindahan alam yang tak ternilai harganya, yang dapat dinikmati oleh manusia dan meningkatkan kualitas hidup.

Kesimpulan

Jadi, guys, tumbuhan biji tertutup atau Angiospermae adalah kelompok tumbuhan yang sangat penting dan mendominasi sebagian besar ekosistem di bumi. Mereka memiliki ciri-ciri khas, seperti biji yang terlindungi di dalam buah, bunga sebagai organ reproduksi, dan daun dengan susunan tulang daun yang bervariasi. Angiospermae dibagi menjadi dua kelas utama, yaitu dikotil dan monokotil, yang memiliki perbedaan dalam struktur biji, akar, batang, daun, dan bunga. Tumbuhan biji tertutup memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan ekosistem, mulai dari sumber makanan hingga pencegah erosi tanah. Dengan memahami lebih lanjut tentang tumbuhan biji tertutup, kita dapat lebih menghargai keberadaan mereka dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.