SAK ETAP Vs SAK EP: Apa Bedanya Laporan Keuangannya?
Hey guys! Pernah bingung gak sih, apa bedanya laporan keuangan yang disusun berdasarkan SAK ETAP dan SAK EP? Nah, kalau iya, pas banget! Di artikel ini, kita bakal kupas tuntas perbedaan keduanya biar kamu gak salah lagi dalam memahami dan menyusun laporan keuangan. Yuk, simak baik-baik!
Apa Itu SAK ETAP dan SAK EP?
Sebelum membahas perbedaannya, penting untuk kita pahami dulu apa itu SAK ETAP dan SAK EP. Singkatnya, keduanya adalah standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia, tapi ditujukan untuk entitas yang berbeda.
SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik)
SAK ETAP adalah standar akuntansi yang ditujukan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik signifikan. Maksudnya, perusahaan-perusahaan ini biasanya tidak memiliki kewajiban untuk melaporkan keuangannya kepada publik secara luas. Contohnya, usaha kecil dan menengah (UKM) yang tidak terdaftar di bursa efek atau tidak memiliki pinjaman bank dalam jumlah besar. SAK ETAP ini dirancang lebih sederhana dibandingkan SAK umum, sehingga lebih mudah diterapkan oleh UKM.
Tujuan utama SAK ETAP adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang relevan dan andal bagi pemilik dan kreditor perusahaan. Dengan adanya standar yang jelas, laporan keuangan yang dihasilkan akan lebih mudah dipahami dan dibandingkan antar perusahaan. Ini penting banget, terutama buat pemilik bisnis yang ingin memantau kinerja usahanya dan buat kreditor yang ingin menilai kemampuan perusahaan dalam membayar utang.
SAK EP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Privat)
SAK EP, di sisi lain, adalah standar akuntansi yang ditujukan untuk entitas privat. Entitas privat adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) bagi pengguna eksternal. SAK EP ini mulai berlaku efektif pada 1 Januari 2025 dan menggantikan SAK ETAP. Jadi, bisa dibilang SAK EP ini adalah versi upgrade dari SAK ETAP.
Tujuan utama SAK EP kurang lebih sama dengan SAK ETAP, yaitu menyediakan informasi keuangan yang relevan dan andal. Namun, SAK EP ini lebih komprehensif dan detail dibandingkan SAK ETAP, karena mengadopsi IFRS for SMEs dengan beberapa penyesuaian. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan entitas privat dan mempermudah akses mereka ke pendanaan.
Perbedaan Utama Laporan Keuangan SAK ETAP dan SAK EP
Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang paling penting, yaitu perbedaan utama antara laporan keuangan yang disusun berdasarkan SAK ETAP dan SAK EP. Secara garis besar, perbedaannya terletak pada kompleksitas dan kelengkapan informasi yang disajikan.
1. Pengakuan dan Pengukuran Aset
Dalam SAK ETAP, terdapat beberapa penyederhanaan dalam pengakuan dan pengukuran aset. Misalnya, untuk aset tetap, SAK ETAP memperbolehkan penggunaan metode biaya perolehan tanpa adanya kewajiban untuk melakukan revaluasi. Selain itu, SAK ETAP juga tidak mengatur secara detail mengenai pengakuan dan pengukuran aset tidak berwujud seperti merek dagang atau hak paten.
Sementara dalam SAK EP, terdapat pengaturan yang lebih rinci mengenai pengakuan dan pengukuran aset. Misalnya, SAK EP memberikan panduan yang lebih jelas mengenai kapitalisasi biaya pengembangan dan amortisasi aset tidak berwujud. Selain itu, SAK EP juga memungkinkan penggunaan model revaluasi untuk aset tetap, meskipun tidak diwajibkan.
2. Pengakuan dan Pengukuran Liabilitas
Dalam hal pengakuan dan pengukuran liabilitas, SAK ETAP juga memiliki beberapa penyederhanaan. Misalnya, SAK ETAP tidak mengatur secara detail mengenai akuntansi untuk imbalan kerja jangka panjang seperti pensiun atau pesangon. Selain itu, SAK ETAP juga tidak mengatur mengenai akuntansi untuk instrumen keuangan kompleks seperti derivatif.
Di sisi lain, SAK EP memberikan panduan yang lebih rinci mengenai pengakuan dan pengukuran liabilitas. Misalnya, SAK EP mengatur mengenai akuntansi untuk imbalan kerja jangka panjang dan instrumen keuangan kompleks. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap dan relevan kepada pengguna laporan keuangan.
3. Penyajian Laporan Keuangan
Dalam hal penyajian laporan keuangan, SAK ETAP memiliki format yang lebih sederhana dibandingkan SAK EP. Misalnya, SAK ETAP hanya mewajibkan penyajian laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (neraca), laporan perubahan modal, dan catatan atas laporan keuangan. SAK ETAP tidak mewajibkan penyajian laporan arus kas, meskipun dianjurkan untuk menyajikannya jika relevan.
Sebaliknya, SAK EP mewajibkan penyajian laporan keuangan yang lebih lengkap, termasuk laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (neraca), laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Selain itu, SAK EP juga mengatur mengenai pengungkapan informasi tambahan yang relevan, seperti informasi mengenai risiko keuangan dan transaksi pihak berelasi.
4. Pengungkapan (Disclosure)
SAK ETAP memiliki persyaratan pengungkapan yang lebih sedikit dibandingkan SAK EP. Hal ini sejalan dengan prinsip penyederhanaan yang dianut oleh SAK ETAP. Pengungkapan dalam SAK ETAP fokus pada informasi yang paling relevan bagi pengguna laporan keuangan, seperti kebijakan akuntansi yang signifikan, informasi mengenai aset dan liabilitas yang material, serta informasi mengenai kejadian setelah tanggal pelaporan.
Sementara itu, SAK EP memiliki persyaratan pengungkapan yang lebih banyak dan detail. SAK EP mewajibkan pengungkapan informasi yang lebih komprehensif mengenai berbagai aspek keuangan perusahaan, seperti risiko keuangan, transaksi pihak berelasi, dan komitmen kontinjensi. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap dan transparan mengenai kondisi keuangan perusahaan.
Dampak Perbedaan SAK ETAP dan SAK EP
Perbedaan antara SAK ETAP dan SAK EP tentu memiliki dampak bagi entitas yang menerapkannya. Dampak tersebut antara lain:
1. Beban Kepatuhan
Entitas yang menerapkan SAK EP akan menghadapi beban kepatuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan SAK ETAP. Hal ini karena SAK EP memiliki persyaratan yang lebih rinci dan kompleks, sehingga membutuhkan sumber daya dan keahlian yang lebih besar untuk memenuhinya. Namun, beban kepatuhan yang lebih tinggi ini sebanding dengan manfaat yang diperoleh, yaitu laporan keuangan yang lebih berkualitas dan informatif.
2. Akses ke Pendanaan
Entitas yang menerapkan SAK EP berpotensi memiliki akses yang lebih mudah ke pendanaan. Hal ini karena laporan keuangan yang disusun berdasarkan SAK EP dianggap lebih kredibel dan transparan oleh para investor dan kreditor. Dengan demikian, entitas yang menerapkan SAK EP memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh pinjaman bank atau menarik investasi dari pihak luar.
3. Perbandingan Kinerja
Dengan menerapkan SAK EP, kinerja keuangan entitas akan lebih mudah dibandingkan dengan entitas lain yang menerapkan standar akuntansi yang sama. Hal ini karena SAK EP mengadopsi IFRS for SMEs, yang merupakan standar akuntansi yang diakui secara internasional. Dengan demikian, laporan keuangan yang disusun berdasarkan SAK EP akan lebih mudah dipahami dan dibandingkan oleh para analis keuangan dan investor di seluruh dunia.
Siapa yang Harus Menerapkan SAK EP?
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, SAK EP ditujukan untuk entitas privat. Tapi, bagaimana kita menentukan apakah suatu entitas termasuk dalam kategori entitas privat atau tidak? Secara umum, entitas privat adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) bagi pengguna eksternal.
Beberapa contoh entitas yang mungkin termasuk dalam kategori entitas privat antara lain:
- Perusahaan keluarga
- Usaha kecil dan menengah (UKM) yang tidak terdaftar di bursa efek
- Entitas nirlaba
- Koperasi
Namun, perlu diingat bahwa penentuan apakah suatu entitas termasuk dalam kategori entitas privat atau tidak harus dilakukan berdasarkan pertimbangan yang matang dan sesuai dengan definisi yang tercantum dalam SAK EP.
Kesimpulan
Itulah tadi perbedaan utama antara laporan keuangan yang disusun berdasarkan SAK ETAP dan SAK EP. Secara garis besar, SAK EP lebih komprehensif dan detail dibandingkan SAK ETAP, karena mengadopsi IFRS for SMEs dengan beberapa penyesuaian. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan entitas privat dan mempermudah akses mereka ke pendanaan. Jadi, buat kamu yang sedang menyusun laporan keuangan, pastikan kamu memilih standar akuntansi yang tepat sesuai dengan karakteristik entitasmu, ya!