Kaget Saat Demam: Penyebab, Dampak & Cara Mengatasi!

by Jhon Lennon 53 views

Demam memang bikin nggak nyaman, guys. Tapi pernah nggak sih kalian ngerasa kaget atau kejang saat lagi demam tinggi? Wah, kalau pernah, pasti panik banget, kan? Nah, di artikel ini, kita bakal bahas tuntas kenapa hal itu bisa terjadi, apa aja dampaknya, dan yang paling penting, gimana cara mengatasinya. Jadi, simak terus ya!

Apa Itu Kejang Demam?

Kejang demam, atau yang dalam bahasa medis disebut febrile seizure, adalah kejang yang terjadi pada anak-anak (biasanya usia 6 bulan sampai 5 tahun) yang disebabkan oleh demam tinggi. Jadi, kejang ini bukan disebabkan oleh masalah saraf atau penyakit lainnya, tapi murni karena suhu tubuh yang melonjak drastis. Kejang demam ini seringkali membuat orang tua panik, dan wajar aja sih, karena memang keliatannya menakutkan. Tapi, penting untuk diingat bahwa sebagian besar kejang demam itu nggak berbahaya dan nggak menyebabkan kerusakan otak.

Penyebab Kejang Demam

Demam tinggi adalah penyebab utama kejang demam. Biasanya, suhu tubuh yang mencapai 38°C atau lebih bisa memicu kejang. Tapi, nggak semua anak yang demam tinggi pasti mengalami kejang demam ya. Ada beberapa faktor lain yang juga berperan, seperti:

  • Faktor Genetik: Kalau ada riwayat keluarga yang pernah mengalami kejang demam, kemungkinan anak juga mengalaminya lebih besar.
  • Usia: Kejang demam lebih sering terjadi pada anak-anak usia 6 bulan sampai 5 tahun karena sistem saraf mereka belum sepenuhnya matang.
  • Kecepatan Kenaikan Suhu: Kenaikan suhu tubuh yang terlalu cepat juga bisa memicu kejang, meskipun suhu tubuhnya nggak terlalu tinggi.
  • Infeksi: Demam biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Beberapa jenis infeksi, seperti roseola atau influenza, lebih sering dikaitkan dengan kejang demam.

Jenis-Jenis Kejang Demam

Kejang demam dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:

  1. Kejang Demam Sederhana (Simple Febrile Seizure): Ini adalah jenis kejang demam yang paling umum. Ciri-cirinya adalah:
    • Kejang berlangsung kurang dari 15 menit.
    • Kejang terjadi secara umum, yaitu melibatkan seluruh tubuh (kedua lengan dan kaki bergerak-gerak).
    • Kejang nggak berulang dalam waktu 24 jam.
    • Setelah kejang, anak biasanya sadar penuh dalam waktu singkat.
  2. Kejang Demam Kompleks (Complex Febrile Seizure): Jenis kejang demam ini lebih jarang terjadi dan memiliki ciri-ciri:
    • Kejang berlangsung lebih dari 15 menit.
    • Kejang hanya terjadi pada satu bagian tubuh (misalnya, hanya satu lengan atau kaki yang bergerak).
    • Kejang berulang dalam waktu 24 jam.
    • Setelah kejang, anak mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk sadar penuh.

Gejala Kejang Demam

Gejala utama kejang demam adalah gerakan tubuh yang nggak terkontrol, biasanya berupa:

  • Otot tubuh yang menegang dan berkedut-kedut.
  • Mata yang mendelik ke atas atau ke samping.
  • Kehilangan kesadaran.
  • Mengeluarkan air liur berlebihan.
  • Nafas yang nggak teratur.

Selain gejala-gejala tersebut, anak juga mungkin mengalami demam tinggi sebelum atau selama kejang. Penting untuk diingat bahwa nggak semua anak dengan demam tinggi akan mengalami kejang, dan nggak semua kejang pada anak disebabkan oleh demam.

Dampak Kejang Demam pada Anak

Banyak orang tua khawatir kejang demam bisa menyebabkan kerusakan otak atau masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Tapi, guys, sebagian besar kejang demam itu nggak berbahaya dan nggak menimbulkan dampak negatif yang signifikan. Kejang demam sederhana biasanya nggak menyebabkan kerusakan otak, gangguan belajar, atau masalah perilaku. Anak-anak yang mengalami kejang demam sederhana biasanya tumbuh dan berkembang dengan normal.

Namun, kejang demam kompleks bisa jadi sedikit lebih mengkhawatirkan. Meskipun jarang terjadi, kejang demam kompleks yang berlangsung lama atau sering berulang bisa meningkatkan risiko terjadinya epilepsi di kemudian hari. Epilepsi adalah gangguan saraf yang menyebabkan kejang berulang tanpa adanya pemicu demam. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika anak mengalami kejang demam kompleks untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Pertolongan Pertama Saat Anak Kejang Demam

Saat anak mengalami kejang demam, penting untuk tetap tenang dan melakukan beberapa langkah pertolongan pertama berikut:

  1. Jangan Panik: Tetap tenang dan jangan panik. Panik hanya akan membuat situasi semakin buruk.
  2. Baringkan Anak di Tempat Aman: Baringkan anak di tempat yang aman dan datar, jauh dari benda-benda tajam atau keras yang bisa melukai anak.
  3. Longgarkan Pakaian: Longgarkan pakaian anak, terutama di bagian leher, agar anak bisa bernapas dengan lebih mudah.
  4. Miringkan Tubuh Anak: Miringkan tubuh anak ke satu sisi untuk mencegah tersedak jika anak muntah.
  5. Jangan Memasukkan Apapun ke Dalam Mulut Anak: Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut anak, termasuk sendok atau kain. Hal ini bisa menyebabkan anak tersedak atau terluka.
  6. Jangan Menahan Gerakan Anak: Jangan menahan gerakan anak saat kejang. Biarkan anak bergerak dengan sendirinya.
  7. Perhatikan Waktu Kejang: Perhatikan berapa lama kejang berlangsung. Jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit, segera bawa anak ke rumah sakit.
  8. Setelah Kejang Berhenti: Setelah kejang berhenti, periksa suhu tubuh anak dan berikan obat penurun panas jika perlu. Tetap awasi kondisi anak dan segera bawa ke dokter jika anak terlihat lemas, sulit bernapas, atau mengalami kejang berulang.

Cara Mencegah Kejang Demam

Meskipun nggak selalu mungkin untuk mencegah kejang demam, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya kejang demam pada anak:

  • Berikan Obat Penurun Panas: Saat anak demam, segera berikan obat penurun panas sesuai dosis yang dianjurkan dokter. Obat penurun panas bisa membantu menurunkan suhu tubuh dan mencegah kejang.
  • Kompres Anak dengan Air Hangat: Kompres anak dengan air hangat di bagian dahi, ketiak, dan selangkangan. Jangan gunakan air dingin atau es karena bisa menyebabkan suhu tubuh anak turun terlalu cepat dan memicu kejang.
  • Berikan Cairan yang Cukup: Pastikan anak mendapatkan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi. Dehidrasi bisa memperburuk demam dan meningkatkan risiko kejang.
  • Periksakan Anak ke Dokter: Jika anak demam tinggi, segera periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebab demam dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun sebagian besar kejang demam itu nggak berbahaya, ada beberapa kondisi di mana kalian harus segera membawa anak ke dokter atau rumah sakit:

  • Kejang berlangsung lebih dari 5 menit.
  • Anak mengalami kejang berulang dalam waktu 24 jam.
  • Anak sulit bernapas atau tampak kebiruan.
  • Anak mengalami kejang tanpa demam.
  • Anak memiliki riwayat penyakit saraf atau kejang sebelumnya.
  • Kalian merasa khawatir dengan kondisi anak.

Pemeriksaan dan Diagnosis

Untuk mendiagnosis kejang demam, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan anak. Dokter juga mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti:

  • Pemeriksaan Darah: Untuk mengetahui penyebab demam dan memeriksa adanya infeksi.
  • Pemeriksaan Urine: Untuk memeriksa adanya infeksi saluran kemih.
  • Elektroensefalogram (EEG): Untuk merekam aktivitas listrik otak dan memeriksa adanya gangguan saraf.
  • Pungsi Lumbal: Untuk mengambil sampel cairan otak dan memeriksa adanya infeksi pada otak atau selaput otak (meningitis). Pemeriksaan ini biasanya dilakukan jika dokter mencurigai adanya infeksi serius pada otak.

Pengobatan Kejang Demam

Pengobatan kejang demam bertujuan untuk menghentikan kejang dan mengatasi penyebab demam. Beberapa jenis pengobatan yang mungkin diberikan oleh dokter adalah:

  • Obat Penurun Panas: Untuk menurunkan suhu tubuh dan meredakan demam.
  • Obat Anti Kejang: Untuk menghentikan kejang jika kejang berlangsung lama atau sering berulang. Obat anti kejang biasanya diberikan melalui dubur (suppositoria) atau suntikan.
  • Antibiotik: Jika demam disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan memberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi tersebut.

Perawatan di Rumah

Selain pengobatan dari dokter, ada beberapa hal yang bisa kalian lakukan untuk merawat anak di rumah setelah mengalami kejang demam:

  • Berikan Istirahat yang Cukup: Pastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup untuk memulihkan kondisinya.
  • Berikan Makanan yang Bergizi: Berikan makanan yang bergizi dan mudah dicerna untuk membantu mempercepat pemulihan.
  • Pantau Suhu Tubuh Anak: Pantau suhu tubuh anak secara teratur dan berikan obat penurun panas jika perlu.
  • Hindari Aktivitas yang Berat: Hindari aktivitas yang berat atau melelahkan sampai anak benar-benar pulih.
  • Berikan Perhatian dan Kasih Sayang: Berikan perhatian dan kasih sayang kepada anak untuk membuatnya merasa nyaman dan aman.

Kesimpulan

Kejang saat demam atau kejang demam memang bisa bikin panik, tapi sebagian besar kasus nggak berbahaya. Penting untuk tahu penyebabnya, cara menanganinya, dan kapan harus segera mencari pertolongan medis. Dengan informasi yang tepat dan penanganan yang cepat, kita bisa membantu anak melewati masa-masa sulit ini dengan lebih baik. Jangan lupa, tetap tenang dan selalu konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat, oke?

Semoga artikel ini bermanfaat ya, guys! Jangan ragu untuk share ke teman-teman atau keluarga yang membutuhkan informasi ini. Sampai jumpa di artikel berikutnya!