Active & Passive Voice: 5 Contoh Mudah & Penjelasan Lengkap!

by Jhon Lennon 61 views

Hey guys! Pernahkah kalian mendengar tentang active voice dan passive voice? Atau mungkin kalian sering bingung gimana sih cara membedakan dan menggunakan keduanya dalam kalimat Bahasa Inggris? Jangan khawatir, karena kali ini kita akan membahas tuntas tentang active voice dan passive voice, lengkap dengan contoh-contohnya yang mudah dipahami. Siap-siap, ya! Artikel ini akan membongkar semua rahasia di balik dua jenis kalimat ini, mulai dari pengertian, perbedaan, hingga contoh kalimat active voice dan passive voice yang bisa langsung kalian praktikkan.

Memahami Konsep Dasar Active Voice dan Passive Voice

Active voice dan passive voice adalah dua cara berbeda untuk menyusun kalimat dalam Bahasa Inggris. Perbedaan utama terletak pada fokusnya: siapa atau apa yang melakukan tindakan (subjek) dan siapa atau apa yang menerima tindakan (objek). Dalam active voice, subjek kalimat adalah pelaku tindakan. Misalnya, dalam kalimat "The cat eats the fish", kucing adalah pelaku (subjek) yang melakukan tindakan memakan ikan (objek). Sebaliknya, dalam passive voice, fokusnya adalah pada objek yang menerima tindakan. Kalimat di atas jika diubah menjadi passive voice akan menjadi "The fish is eaten by the cat", di mana ikan (objek) menjadi fokus utama dan kucing (pelaku) disebutkan di akhir kalimat.

Memahami konsep ini sangat penting karena akan memengaruhi cara kalian menyampaikan informasi. Active voice cenderung lebih langsung, jelas, dan lugas. Cocok digunakan dalam percakapan sehari-hari, penulisan berita, atau ketika kalian ingin menekankan siapa yang melakukan tindakan. Sementara itu, passive voice sering digunakan ketika pelaku tindakan tidak penting, tidak diketahui, atau ingin disembunyikan. Misalnya, dalam laporan ilmiah, passive voice digunakan untuk fokus pada proses atau hasil daripada siapa yang melakukannya. Kalian juga akan sering menemukan passive voice dalam berita, ketika pelaku tindakan tidak disebutkan untuk menjaga netralitas atau karena alasan lain.

Selain itu, pemilihan antara active voice dan passive voice juga dapat memengaruhi gaya penulisan kalian. Penggunaan yang tepat akan membuat tulisan lebih bervariasi dan menarik. Terlalu sering menggunakan active voice bisa membuat tulisan terasa monoton, sementara terlalu sering menggunakan passive voice bisa membuat tulisan terasa kaku dan sulit dipahami. Jadi, kunci utamanya adalah mengetahui kapan dan bagaimana menggunakan keduanya dengan tepat.

Perbedaan Utama Active Voice dan Passive Voice

Perbedaan utama antara active voice dan passive voice terletak pada fokus kalimat. Dalam active voice, fokusnya adalah pada pelaku tindakan (subjek). Kalimat disusun dengan pola Subjek-Kata Kerja-Objek (S-V-O). Contoh: She reads a book (Dia membaca buku). Dalam kalimat ini, She (subjek) melakukan tindakan reads (membaca) terhadap a book (objek).

Sebaliknya, dalam passive voice, fokusnya adalah pada objek yang menerima tindakan. Pola kalimatnya berubah menjadi Objek-To Be-Kata Kerja Bentuk Ketiga (O-To Be-V3). Contoh: A book is read by her (Buku dibaca olehnya). Dalam kalimat ini, A book (objek) menjadi fokus utama, dan tindakan read (dibaca) dikenakan pada buku. Perhatikan penggunaan to be (is) dan bentuk ketiga (read) dari kata kerja.

Perbedaan lainnya terletak pada penggunaan by. Dalam passive voice, by digunakan untuk menyebutkan pelaku tindakan (agen) jika perlu. Dalam contoh di atas, by her menunjukkan siapa yang melakukan tindakan membaca. Namun, dalam banyak kasus, pelaku tindakan tidak disebutkan atau bahkan tidak penting.

Perbedaan ini sangat krusial karena akan mengubah makna dan penekanan kalimat. Misalnya, dalam kalimat "The company hired him" (active voice), fokusnya adalah perusahaan yang mempekerjakan. Sementara dalam kalimat "He was hired by the company" (passive voice), fokusnya adalah He yang dipekerjakan. Pemahaman yang jelas tentang perbedaan ini akan membantu kalian memilih struktur kalimat yang paling tepat untuk menyampaikan pesan yang ingin kalian sampaikan.

Kapan Harus Menggunakan Active Voice?

Active voice adalah pilihan yang tepat dalam berbagai situasi. Secara umum, gunakan active voice ketika:

  • Pelaku tindakan (subjek) penting: Jika kalian ingin menekankan siapa yang melakukan tindakan, active voice adalah pilihan yang paling tepat. Contoh: "The chef prepared the meal" (Koki menyiapkan makanan). Di sini, fokusnya adalah pada koki.
  • Ingin membuat kalimat lebih langsung dan jelas: Active voice cenderung lebih lugas dan mudah dipahami. Ini sangat penting dalam percakapan sehari-hari, penulisan berita, atau dokumen resmi.
  • Menulis dengan gaya yang lebih dinamis dan menarik: Terlalu banyak menggunakan passive voice bisa membuat tulisan terasa kaku dan membosankan. Active voice membuat tulisan lebih hidup dan menarik perhatian pembaca.
  • Ingin menghindari kebingungan: Dalam beberapa kasus, passive voice bisa menimbulkan kebingungan atau ketidakjelasan. Active voice membantu menghindari hal ini dengan menunjukkan siapa yang melakukan tindakan secara eksplisit.

Kapan Harus Menggunakan Passive Voice?

Passive voice juga memiliki tempatnya tersendiri. Gunakan passive voice ketika:

  • Pelaku tindakan (subjek) tidak penting atau tidak diketahui: Dalam banyak kasus, pelaku tindakan tidak penting untuk disebutkan. Contoh: "The building was destroyed in the fire" (Gedung itu hancur dalam kebakaran). Siapa yang menghancurkan gedung tidak penting dalam konteks ini.
  • Ingin menyembunyikan pelaku tindakan: Terkadang, kalian mungkin ingin menghindari menyebutkan siapa yang melakukan tindakan, misalnya untuk menjaga netralitas atau menghindari menyalahkan. Contoh: "Mistakes were made" (Kesalahan dibuat). Siapa yang membuat kesalahan tidak disebutkan.
  • Ingin fokus pada objek atau hasil tindakan: Dalam laporan ilmiah atau dokumentasi, sering kali yang lebih penting adalah hasil daripada siapa yang melakukannya. Contoh: "The experiment was conducted by Dr. Smith" (Eksperimen dilakukan oleh Dr. Smith). Fokusnya adalah pada eksperimen.
  • Ingin membuat kalimat lebih formal atau sopan: Dalam beberapa konteks, passive voice bisa terdengar lebih sopan atau formal. Ini sering digunakan dalam surat bisnis atau dokumen resmi.

5 Contoh Kalimat Active Voice dan Passive Voice

Oke, sekarang saatnya kita masuk ke contoh-contoh konkret. Berikut adalah 5 contoh kalimat active voice dan passive voice beserta penjelasannya. Dengan melihat contoh-contoh ini, kalian akan semakin paham bagaimana cara mengubah kalimat dari active menjadi passive dan sebaliknya.

  1. Active: She writes a letter. (Dia menulis surat.) Passive: A letter is written by her. (Sebuah surat ditulis olehnya.) Penjelasan: Dalam contoh ini, fokus active voice adalah She (dia) sebagai pelaku. Dalam passive voice, fokusnya beralih ke A letter (sebuah surat) yang menerima tindakan menulis.

  2. Active: The dog chased the cat. (Anjing itu mengejar kucing itu.) Passive: The cat was chased by the dog. (Kucing itu dikejar oleh anjing.) Penjelasan: Di sini, active voice menekankan tindakan mengejar yang dilakukan oleh anjing. Passive voice mengubah fokus menjadi kucing yang dikejar.

  3. Active: They will build a new bridge. (Mereka akan membangun jembatan baru.) Passive: A new bridge will be built by them. (Jembatan baru akan dibangun oleh mereka.) Penjelasan: Contoh ini menunjukkan perubahan tense. Perhatikan penggunaan will be dalam passive voice untuk mencerminkan future tense.

  4. Active: The company is hiring new employees. (Perusahaan sedang mempekerjakan karyawan baru.) Passive: New employees are being hired by the company. (Karyawan baru sedang dipekerjakan oleh perusahaan.) Penjelasan: Ini adalah contoh present continuous tense. Perhatikan bagaimana being digunakan dalam passive voice.

  5. Active: He has finished the work. (Dia telah menyelesaikan pekerjaan itu.) Passive: The work has been finished by him. (Pekerjaan itu telah diselesaikan olehnya.) Penjelasan: Contoh ini menggunakan present perfect tense. Been digunakan dalam passive voice.

Tips Tambahan: Cara Mengubah Kalimat Active Voice menjadi Passive Voice

Guys, mengubah kalimat dari active voice menjadi passive voice sebenarnya tidak sulit. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  1. Identifikasi Subjek, Kata Kerja, dan Objek: Pertama, tentukan mana subjek, kata kerja, dan objek dalam kalimat active voice.
  2. Pindahkan Objek ke Posisi Subjek: Objek dalam kalimat active voice akan menjadi subjek dalam kalimat passive voice.
  3. Gunakan To Be yang Sesuai: Tambahkan bentuk to be yang sesuai dengan tense kalimat active voice (am, is, are, was, were, be, being, been).
  4. Ubah Kata Kerja Menjadi Past Participle (V3): Ubah kata kerja utama menjadi bentuk ketiga (past participle).
  5. Tambahkan By + Subjek (Opsional): Jika perlu, tambahkan by diikuti oleh subjek asli (pelaku tindakan) dari kalimat active voice.

Contoh:

  • Active: The teacher teaches English. (Guru itu mengajar Bahasa Inggris.)

    • Subjek: The teacher
    • Kata Kerja: teaches
    • Objek: English
  • Passive: English is taught by the teacher. (Bahasa Inggris diajarkan oleh guru itu.)

    • Objek (English) menjadi subjek.
    • To be (is) ditambahkan karena present tense.
    • Kata kerja (teach) diubah menjadi bentuk ketiga (taught).
    • By the teacher ditambahkan.

Kesimpulan: Kuasai Active & Passive Voice untuk Kemampuan Bahasa Inggris yang Lebih Baik!

Nah, guys, itulah pembahasan lengkap tentang active voice dan passive voice. Semoga dengan penjelasan dan contoh-contoh di atas, kalian semakin paham dan percaya diri dalam menggunakan keduanya. Ingat, kunci utama adalah latihan. Semakin sering kalian berlatih, semakin mudah kalian menguasai kedua jenis kalimat ini. Jangan ragu untuk mencoba membuat kalimat active voice dan passive voice sendiri, ya!

Dengan menguasai active voice dan passive voice, kalian akan mampu menyampaikan informasi dengan lebih efektif dan variatif. Selamat mencoba dan teruslah belajar Bahasa Inggris! Jika ada pertanyaan, jangan ragu untuk bertanya di kolom komentar. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya! Keep practicing, and good luck!